Berjalan dengan Kepala . . . Berjalan dengan Hati

Yang mengandalkan Kepalanya (otaknya),

cenderung bersikap sombong dalam berjalan dimuka bumi,

cenderung bersikap kebenaran adalah miliknya

Yang mengandalkan hatinya,

cenderung bersikap santun, dan mampu memahami dalam keadaan apapun

Itulah rahasia

Kenapa otak diletakkan di kepala, sehingga mudah untuk mendongak ke atas dan

Kenapa hati diletakkan di bawah dada dan tersembunyi, serta  di tengah – tengah  tubuhnya

Supaya diperoleh keseimbangan dalam diri manusia

Sungguh Allah memberikan gambaran agar kita mampu memahaminya

Agar selalu memelihara hati dan mengendalikan kepala

Hati yang bersih,

akan selalu mampu menaklukkan kepala,

sehingga dalam satu hari satu malam.

hati mampu menundukkan kepala agar mencium tanah paling tidak 17 kali

10 pemikiran pada “Berjalan dengan Kepala . . . Berjalan dengan Hati

  1. bagaimanapun juga setiap manusia sudah di beri naluri /insting yang disebut hati nurani sehingga meskipun kepala tidak diisi dengan ajaran yang baik dari orang lain ibaratnya dia lahir di lingkungan jahiliyah mestinya dia tetap bisa membedakan mana yang baik dan mana yang benar dengan mendengarkan kata hati nuraninya ……….kecuali saya yang salah comment namanya juga manusia..

  2. Ass. Wr. Wb.,
    Terima kasih atas komentar2nya.
    Betul apa yang dikatakan mas DewaArif. Hikmah hanya bisa dipelajari dan dicapai oleh hati. Ajaran2 akhlak baik dibuku maupun dari hidup sehari2 hanya bisa dipahami oleh hati.
    Semakin bersih hati (tidak terlalu menuruti hawa nafsunya) semakin dia mampu mengambil hikmahnya.
    Kepala hanya mengikuti kondisi hati kita. Dia akan selalu memberikan alasan2 objektif yang mendukung sesuai dengan kondisi hati kita.
    Wassalamu’alaikum Wa rahmatullahi Wabarakatuh

  3. aku biasa menggunakan otakku dari pada hatiku…, benar banyak sekali benturan2 yang terjadi…., suatu hari aku dipasangkan dengan seseorang yang memiliki pengendalian hati yang ok…, tenang…., kalem…., tersenyum walau tekanan menghimpit… sejaksaat itu aku belajar menggunakan hatiku walau kadang masih juga kecolongan (nafsi..)…

  4. Alhamdulillah, memang Allah selalu sayang kepada kita semua.
    Belajar . . . rasanya tidak cuma mbak Ina saja tetapi termasuk saya, selalu belajar dan belajar sampai titik terakhir dimana kita dimandikan.

    Semoga mbak Ina dan pasangan selalu diberi kebahagiaan dan selalu dilindungi Allah s.w.t fiddunya wal Akhirah, Amieen.

  5. Makasih doanya ya mas.. benarnya maksud saya tadi pasangan dalam kerjaaan, bukan pasangan hidup.. (masih nyari ), emang maunya sih sama beliau tapi iya ngga mungkin…, moga Alloh juga memberikan keselamatan buat mas dan keluarga…

Tinggalkan Balasan ke ina Batalkan balasan